Disini kita berdiskusi, tambah Informasi dan pemenuhan kebutuhan jual beli ONLINE maupun OFFLINE.., KLIK TABLE.of.CONTENT untuk melihat semua daftar posting dan barang

Kamis, 14 Maret 2013

Multimeter / AVO Meter : Mengenal peralatan kerja Elektronika 1

Setelah beberapa waktu menulis artikel mengenai seputar rangkaian elektronika (pengenalan, pengukuran dan analisis kerusakan), maka dikesempatan kali ini ingin sedikit membahas mengenai peralatan yang mendukung dalam dunia elektronika.

Pada artikel AVO METER : Mengenal peralatan kerja Elektronika 1, merupakan artikel pertama yang membahas mengenai peralatan kerja bengkel elektro.
Multimeter / AVO Meter / Multi tester
  A. PENGERTIAN AVO METER / MULTIMETER
    Multimeter atau biasa juga di sebut multi tester atau AVO meter, merupkan suatu alat ukur yang serbaguna, yang di sesuaikan dengan namanya yaitu multimeter atau multi tester. Disebut juga AVO Meter karena merupakan gabungan dari tiga alat ukur yang dijadikan satu yaiut :
    A = Singkatan Ampere Meter untuk mengukur kuat arus listrik
    V = Singkatan Volt Meter untuk mengukur tegangan listrik
    O = Singkatan Ohm Meter untuk mengukur hambatan listrik
    Selain mgnukur tiga besaran diatas Avometer / Multimeter / Multi tester dapat juga dipergunakan untuk mengetahui baik dan buruknya komponen-komponen elektronika. Dalam keadaan terbuka )belum dipasang pada rangkaian) maupun sesudah di pasang pada rangkaian elektronika (dipapan PCB).

B. FUNGSI MULTIMETER / AVO METER

    Seperti yang sudah sempat di bahas di atas, multimeter atau yang biasa disebut AVO Meter ini memiliki beberapa fungsi yang akan di perjelas sebagai berikut :
  1. Mengukur Resistansi
    Fungsi multimeter ini dilakukan untuk mengukur tingkat resistansi pada resistor.
  2. Mengukur Tegangan DC
    Fungsi multimeter ini dilakukan untuk mengukur tegangan yang ada di dalam sebuah baterai.
  3. Mengukur Daya
    Fungsi multimeter ini dilakukan untuk menghitung daya dari hasil pengukuran arus dan tegangan.
  4. Mengukur Tegangan AC
    Fungsi ini dilakukan sama seperti pada pengukuran tegangan DC, hanya saja yang diukur atau di tes adalah tegangan AC (Arus Bolak - Balik), yang biasa kita kenal dalam listrik PLN.
  5. Mengukur Arus (Searah)
    Digunakan untuk mengukur arus yang ada pada sebuah rangkaian.
  6. Menguji Kondensator
    Digunakan untuk melakukan pengecekan pada kondesnsator, dalam kondisi baik atau rusak (short, bocor)
  7. Menguji Hubungan pada Sirkuit
    seperti halnya pada suatu rangkaian / jalur pada PCB. Atau seperti kasus kumparan trafo
  8. Menguji Diode / LED
    Digunakan untuk melakukan pengecekan pada dioda, dalam kondisi baik atau rusa.
  9. Menguji Transistor
    Dalam fungsi menguji transistor, akan didapati kondisi transistor dalam keadaan short atau tidak, dan kedua juga dalam rangka menentukan kaki - kaki pada transistor
C. MACAM-MACAM (JENIS) AVO METER DI PASARAN
Secara umum AVO Meter dalam dewasa ini terdapat 2 jenis, yakni sebagai berikut :
      1. AVO Meter Digital
Multimeter Digital
Seperti namanya, multimeter ini dalam menunjukkan angka / nilai yang kita cari adalah dikeluarkan dalam bentuk angka-angka digital pada layarnya.

      2. AVO Meter Analog (Jarum)

Multimeter Analog
 Pada AVO Meter jenis Analog ini, nilai - nilai hasil pembacaan yang kita lakukan di tunjukkan melalui jarum yang bergerak dan merujuk angka tertentu. Angka tersebut merupakan nilai hasil pembacaan yang kita lakukan.

PRINSIP PERBEDAAN
Secara umum dari kedua jenis diatas memiliki fungsi yang sama, hanya saja antara satu sama lain memiliki beberapa perbedaan yang ahirnya meunculkan masing - masing kelebihan dan kekurangan.
   
       Multimeter Analog
Multimeter analog lama tipe jarum begerak memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan:
* Dapat mengukur fluktuasi dan yang bersifat sementara. Meter analog dapat mengukur fluktuasi frekuensi rendah, sampai batas tertentu.
* Tidak memerlukan baterai. Baterai diperlukan untuk fungsi resistance meter tetapi fungsi voltmeter dan ammeter dapat bekerja tanpa baterai.
* Baik untuk pembacaan yang cepat. Jarum analog bereaksi dengan cepat, membuatnya pas untuk mencolokkan probe pada titik-titik pengukuran. Pembacaan high, medium dan low mudah terlihat dalam sekejap.
* Baik untuk men-tuning rangkaian-rangkaian elektronik ke nilai spesifik (sebagai contoh: men-seting trim atau variabel resistor) sebagaimana kecepatan jarum dan posisi relatif-nya menyediakan respon yang berguna.
Kekurangan:
* Akurasi yang terbatas. Rentang akurasi berkisar dari plus atau minus 1% sampai 4% skala penuh (tergantung dari model dan tipe pengukuran). Pembacaan pada posisi tengah skala (setengah dari skala penuh) akan memiliki setengah akurasi (2% ~ 8%).
* Tidak ada rentang otomatis (auto range). Untuk pembacaan yang lebih presisi, meter harus diset secara manual sehingga jarum hampir pada posisi maksimum (full scale deflection).
* Memungkinkan salah membaca skala.
* Skala dapat sulit dibaca.
* Lemah. Mekanis jarum lemah dan dapat mempengaruhi akurasi jika multimeter terjatuh.
Fitur-fitur berguna:
* Rentang pengukuran yang banyak. Semakin banyak rentang pengukuran yang tersedia, semakin baik meter dapat digunakan untuk mendekati skala penuh untuk akurasi tinggi.
* Rentang pengukuran 50 micro amp. Lebih umum rentang 200 micro amp yang kurang peka.

      Multimeter Digital
Multimeter digital sangat populer. Namun pengguna perlu waspada dengan keterbatasan-nya.
Kelebihan:
* Akurat. DMM terbaik dapat memiliki akurasi hingga plus atau minus 0.1% tetapi 1% ~ 2% lebih umum.
* Mudah digunakan. DMM auto range secara otomatis memindah rangkaian dalam meter ke rentang pengukuran yang tepat.
* Banyak fiturnya. DMM profesional dapat mengukur gelombang frekuensi dan duty cycle (hampir mendekati fitur osiloskop).
Kekurangan:
* Tampilan LCD dapat nampak terlalu redup untuk gampang dibaca. Beberapa model memiliki tampilan lampu latar tetapi hal ini akan mengurangi umur baterai.
* Tidak cocok untuk mengukur fluktuasi dan transient.
* Tidaka ada pengaturan NOL untuk pengukuran resistansi, kecuali pada model profesional.


D. PENGENALAN KOMPONEN AVO METER
Komponen AVO Meter








Keterangan :
Meter korektor berguna untuk menyetel jarum AVO-meter ke arah nol, saat mau dipergunakan.
  1. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan kemampuan batas ukur yang dipergunakan. Saklar putar (range selesctor switch ini merupakan kunci utama bila kita menggunakan AVOmeter.
  2. Terminal + dan –Com terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm, AC Volt, DC Volt dan DC mA (yang berwarna merah untuk + dan warna hitam untuk -
  3. Pointer (jarum Meter) adalah jarum meter adalh sebatang pelat yang bergerak kekanan dan kekiri yang menunjukkan besaran/nilai.
  4. Mirror (cermin) sebagai batas antara Ommeter dengan Volt-Ampermeter.
  5. Scale (skala) berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
  6. Zero Adjusment adalah pengatur/penepat jarum pada kedudukan nol ketika menggunakan Ohmmeter.
  7. Angka-Angka Batas Ukur, adalah angka yang menunjukkan batas kemampuan alat ukur.
  8. Kotak Meter, adalah Kotak/tempat meletakkan komponen-komponen AVOmeter.
Di sebelah kanan saklar terdapat tanda ACV (Alternating Current Volt), yaitu VOLTMETER untuk mengukur arus bolak-balik atau aliran tukar. Batas ukur ini dibagi atas, misal 0-10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.

Bagian atas saklar penunjuk diberi tanda OHM dan ini merupakan batas ukur OHMMETER yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tahanan dan baik buruknya alat-alat dalam “pesawat”. Pada bagian ini terdapat batas ukur, yaitu misal : x1, x10, x100, x 1K, x 10K.

Di sebelah kiri dari saklar terdapat tanda DCV (DIRECT CURRENT VOLT) yang merupakan bagian dari VOLTMETER, yaitu bagian yang digunakan khusus untuk untuk mengukur tegangan listrik DC. Batas ukur DCV dibagi atas, misal 0-10 V, 0 – 50 V, 0 – 250 V, 0 – 500 V, 0 – 1000 V.
Pengukuran di bawah 10 Volt dipakai batas ukur 0 – 10 V.
Bila di atas 12 Volt dan di bawah 50 Volt dipergunakan batas ukur 0 – 50 V.
Jika di atas 50 Volt di bawah 250 Volt digunakan batas ukur 0 – 250 V.
Bila di atas 250V dibawah 500V digunakan batas ukur 500 Volt.
Bila lebih dari 500 V dan di bawah 1000V digunakan batas ukur 0 – 1000 V.
Jika lebih dari itu maka tidak boleh menggunakan Volt meter secara langsung.

Di bagian bawah saklar terdapat tanda DC mA yang berguna untuk mengukur besarnya kuat arus listrik.
Batas ukur dibagi atas, misal 0 – 0,25 mA, 0 – 25 mA, 0 – 500 mA. Bila menggunakan alat ukur ini pertama-tama letakkanlah saklar pada batas ukur yang terbesar/tertinggi, kemudian di bawahnya sehingga batas ukur yang digunakan selalu lebih tinggi dari arus yang kita ukur.



E. PETUNJUK PEMAKAIAN AVO METER
    Penting...!!!, Selalu lakukan kalibraasi sebelum penggunaan AVO Meter jenis Analog. Agar hasil pembacaan sesuai dengan nilai yang seharusnya...
     
    a) Mengukur tegangan DC
      1. Atur Selektor pada posisi DCV.
      2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
      3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak  rusak.
      4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe  warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
      5. Baca hasil ukur pada multimeter.
    b)   Mengukur tegangan AC
    1. Atur Selektor pada posisi ACV.
    2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
      1. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
      2. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
      3. Baca hasil ukur pada multimeter.
    c)    Mengukur kuat arus DC
    1. Atur Selektor pada posisi DCA.
    2.   Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
    3.   Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
    4.   Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
    5.   Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
    6.   Baca hasil ukur pada multimeter.
    d)        Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
    1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
    2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
    3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
    4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
    5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
    e)         Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
    1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
    2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
    3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka  pengali sesuai batas ukur.
    4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
    5. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
    f)         Mengecek hubung-singkat / koneksi
    1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
    2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
    3. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
    4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
    5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau  terminal tersebut putus.
    g)        Mengecek diode
    1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
    2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
    3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
    4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
    5. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.
    6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
    7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.
    h)        Mengecek transistor NPN
    1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
    2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
    3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
    4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-C.
    5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada basis dan probe (-) pada kolektor.
    6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
    7. Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
    8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-E.
    9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
    10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
    11. Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
    12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
    Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.
    i) Mengecek transistor PNP
    1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
    2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
    3. Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
    4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
    5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
    6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
    7. Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
    8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
    9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
    10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
    11. Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
    12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
    Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

    * Sebagai Catatan saat ini beberapa merk AVO Meter sudah mengeluarkan sebuah tambahan alat yang bernama "hFE" Socket dimana secara fungsi adalah digunakan untuk menentukan kaki - kaki transistor dengan mudah, dengan hanya memasukkan kaki - kaki transistor pada masing - masing socket pada AVO yang telah disediakan. Salah satu merk yag mengeluarkan adalah "Winner"
     
    j)Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)
    1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
    2. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
    3. Hubungkan  probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
    4. Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.
    5. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
    6. Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.

    2 komentar:

    1. infonya sangat membantu saya,, terima kasih

      tukar link friend, visit my blog http://duniainformatikaindonesia.blogspot.com/

      semoga bermanfaat

      BalasHapus
    2. terimakasih, ini sangat membantu...

      BalasHapus